Seseorang mungkin bertanya-tanya bagaimana musik Beethoven atau Chopin akan berubah kalau seseorang dari masa depan membawakan mereka pandangan baru-pandangan baru modern seperti ritme dan instrumentasi jazz. Pada dasarnya itulah yang terjadi pada permainan drum Taiko tradisional Jepang di era pascaperang.
Dengan ritme yang kompleks dan sinkop, selama berabad-abad permainan drum taiko dimainkan pada satu drum dalam upacara Shinto dan Buddha.
Melainkan, tepat setelah Perang Dunia II, seorang penabuh drum jazz Jepang, Daihachi Oguchi, mengaransemen ulang ketukan taiko tradisional untuk beberapa penabuh drum yang memainkan drum dengan ukuran berbeda, seperti penabuh drum jazz yang memainkan drum bas dan snare serta simbal. Kumi-daiko modern, atau taiko ansambel, lahir.
Salah satu murid Oguchi, Seiichi Tanaka, membawa taiko modern ke Amerika Utara, dan pada tahun 1968 mendirikan San Francisco Taiko Dojo, sebuah kategori pertunjukan dan sekolah yang murid-muridnya termasuk Tiffany Tamaribuchi. Pada tahun 1989 dia mendirikan Sacramento Taiko Dan (dengan “Dan” pada dasarnya berarti “kategori”). Dua puluh lima tahun kemudian, Sacramento Taiko Dan meneruskan gaya taiko modern yang dipelajari seketika dari para inovatornya.
Tamaribuchi menjelaskan gaya mengajar Sensei Tanaka berpusat pada pengembangan pikiran, hati, dan rasa hormat kepada orang lain.
“Dia gemar mengatakan bahwa jiwa yaitu aspek khususnya dari taiko. Disiplin pikiran, tubuh, dan jiwa serta berprofesi sama secara harmonis,” katanya. “Menyatukan seluruh aspek diri Anda sehingga Anda dapat berinteraksi dengan drum dan penonton dengan cara yang hebat.”
Penonton Sacramento akan memiliki kans untuk menyaksikan Sensei Seiichi Tanaka tampil bersama Sacramento Taiko Dan di Konser Ulang Tahun ke -25 mereka di Crest Theatre pada hari Sabtu tanggal 20 September.
“Sungguh luar umum menyaksikan penampilannya,” kata Tamaribuchi, yang sekarang menjadi Sensei taiko, atau guru dan Direktur Artistik Sacramento Taiko Dan.
Dia mengatakan bahwa dia benar-benar mau membawa Tanaka ke Sacramento karena ajarannya dalam hal teknik dan semangatlah yang dia bawa ke Sacramento. Melibatkannya dalam konser Ulang Tahun akan “merefleksikan di mana kita sudah berada dan ke mana kita akan pergi.”
Mereka akan memperluas aktivitas mereka selama 25 tahun terakhir. Selain menjadi ansambel pertunjukan, Sacramento Taiko Dan menawarkan kelas, mengadakan pertunjukan di sekolah, dan menjadi organisasi legal bagi kategori taiko wanita internasional, Jodaiko, yang mendahului Sacramento Taiko Dan setahun sebelumnya. Mereka mengawali debutnya pada tahun 1988 di Perayaan Bulan Sejarah Wanita CSUS. Sekarang, Jodaiko terus mengekspresikan semangat dan tenaga wanita melalui seni taiko.
Sebagai murid Sensei Tanaka di San Francisco pada akhir tahun 1980-an, Tamaribuchi ingat bahwa taiko yaitu wujud seni yang lebih berorientasi pada maskulin dengan sedikit kans bagi wanita untuk memperlihatkan karya yang lebih kuat, bagus di Amerika Utara maupun di Jepang.
“Itu berubah seiring waktu,” kata Tamaribuchi. Perubahan itu dibantu oleh organisasi kategori internasional Tamaribuchi yang terdiri dari sesama siswi dan guru.
“Tujuan mulanya bukan cuma agar wanita memainkan gaya yang lebih jasmani, melainkan juga untuk mengadvokasi agar kami dapat menjalankannya, bagus di sini maupun di Jepang.”
Sekarang dengan anggota dari seluruh Kanada dan Amerika Serikat, termasuk Vancouver, Winnipeg, Toronto, Minneapolis, dan Tucson, Jodaiko tampil di ajang internasional, termasuk di acara-acara yang dialamatkan untuk perempuan, festival musik, dan organisasi advokasi perempuan. Tahun lalu, mereka merayakan ulang tahun ke- 25 mereka dengan sebuah pertunjukan di Vancouver East Cultural Centre. Grup ini dijadwalkan tampil tahun depan di Powell Street Festival di Vancouver, festival kebiasaan Jepang-Kanada terbesar.
Ketika ini, kategori pertunjukan Sacramento Taiko Dan sekitar 80 persennya yaitu wanita.
“Ada orang yang menelitinya sekarang ini kenapa saat ini beberapa besar pesertanya yaitu wanita,” kata Tamaribuchi. “Di Amerika Utara, dengan beberapa pengecualian, orang-orang yang cenderung melowongkan waktu untuk ini dan benar-benar menekuninya yaitu wanita,” menambahkan bahwa wanita merasa hal ini memberdayakan dan bahwa secara internasional, lebih banyak wanita sekarang berpartisipasi dalam taiko daripada pria.
“Tentu saja masih ada beberapa kategori yang benar-benar kuat yang beberapa besar anggotanya yaitu laki-laki, khususnya kategori yang lebih tradisional di Jepang.”
Sacramento Taiko Dan juga menarik minat dari bermacam-macam ras dan umur. Golongan pemain dewasa beranggotakan 23 orang dan kategori pemuda beranggotakan sekitar 20 orang. Keduanya akan tampil di konser ulang tahun. Kelas mereka diperuntukkan bagi siapa saja yang berusia tujuh tahun atau lebih dan program pra-TK sedang dalam cara kerja cara kerja. Tamaribuchi mengatakan kelas-kelas hal yang demikian memiliki sekitar sepertiga siswa Asia, beberapa besar keturunan Jepang. Ada juga orang Filipina, Afrika-Amerika, dan Kaukasia.
“Kelas ini diperuntukkan bagi siapa saja di komunitas yang mau belajar, yang memiliki minat. Kami umumnya menyelenggarakan tiga sesi per tahun. Kami memiliki lokakarya satu hari yang berlanjut ke kelas delapan minggu kalau Anda mau melanjutkan. Melainkan, orang-orang yang cuma mau datang dan menjalankannya selama sehari malahan dipersilakan.”
Anggota ansambel yang tampil direkrut dari kelas-kelas hal yang demikian.
Sensei Tamaribuchi menekankan manfaat mempelajari taiko. “Ini yaitu aktivitas jasmani yang bagus bagi orang-orang yang mau…kembali bugar. Banyak orang merasa terhubung dengan seni kebiasaan tradisional Jepang melainkan juga terlibat dalam seni secara keseluruhan,” jelasnya.
“Taiko keren karena yaitu wujud seni multidisiplin, jadi Anda tak cuma belajar alat musik…dan notasi musik dan sebagainya, melainkan juga yaitu aktivitas jasmani, olahraga tim. Taiko benar-benar mirip dengan seni bela diri dalam hal tertentu tanpa bersifat pertentangan; Anda tak melawan siapa malahan. Gerakannya benar-benar mirip dan pelatihannya juga benar-benar mirip. Jadi Anda mendapatkan seluruh disiplin.”