Erina Gudono ikut serta menyinggung kontroversi Met Gala 2024 yang apatis terhadap pembantaian dan genosida di Palestina. Pasalnya, acara fashion show yang didirikan berpusat terhadap penggalangan dana dan kemanusiaan itu kelihatan sama sekali tidak peduli dengan penjajahan yang dilakukan Israel.
Melalui Instagram pribadinya, dilihat bunyi.com, Jumat (10/5/2024) istri Kaesang Pangarep ini kelihatan membagikan konten yang menyinggung kontrasnya kondisi yang terjadi di Palestina dengan acara Met Gala 2024 yang kelihatan heboh dan glamor.
Malahan alih-alih berpusat pada sustainable fashion, seperti banyakan misi acara fashion yang digelar di dunia, Met Gala 2024 justru menonjolkan karya busana yang cuma berpusat pada estetika perihal kebun.
“Bebaskan Palestina, sementara orang-orang kaya dan terkenal memamerkan slot bet kecil harta benda mereka, orang-orang Palestina menanggung pembantaian, pembersihan etnis dan eksodus. Mereka menghadapi genosida. Ini yakni Hunger Games (anak-anak dan remaja beradu sampai mati) di dunia riil,” tulis caption konten tersebut.
Adapun aksi para seleb asik bergaya memamerkan busana fashion mahal dan unik, namun tanpa sedikitpun menyinggung apa yang terjadi pada Palestina.
Malahan salah satu konten TikTok @dosen_fashyun yang viral di Twitter, menyebutkan sekiranya ada banyak seleb yang tidak hadir di Met Gala 2024 sebab acara tersebut menunjukan ketidakpedulian apapun yang terjadi di dunia, termasuk kondisi angker di Gaza, Palestina.
“Tone deaf (tuli) terhadap apa yang terjadi di Gaza, sekiranya umpamanya lo belom tahu Met Gala ini berlangsung sebab fundraising atau penggalangan dana fashion dan art yang sedang ditampilkan di Met Museum New York. Namun chairman nya, Anna Wintour datang tanpa ada statement apapun terhadap Palestina, genosida dan ketidakadaan pangan,” terang akun @dosen_fasyun tersebut.
Met Gala atau yang juga diketahui sebagai Costume Institute Gala yakni acara amal tahunan yang diselenggarakan oleh Anna Wintour, pemimpin redaksi Vogue Amerika Serikat, serta Museum Seni Metropolitan di New York.
Acara ini diawali pada tahun 1948 sebagai sebuah acara amal untuk mengumpulkan dana bagi Costume Institute of the Metropolitan Museum of Art, yang kemudian berkembang menjadi sebuah momen fashion yang paling ditunggu tiap-tiap tahunnya.